Haaii para browser.... :)
Kali ini mau bagi sedikit ilmu
buat temen-temen yang lagi kebingungan dapet tugas bikin Essay, Nih aku
punya referensi buat essay puisi dari Chairil Anwar yang berjudul "Puisi
Kehidupan".
So check this out :) i hope it can help all of you :) :*
Tugas Essay
oleh:
Siti Fitriana
XII IPS-1 / 13
SMAN 1 Wonoayu, Sidoarjo
So check this out :) i hope it can help all of you :) :*
Tugas Essay
oleh:
Siti Fitriana
XII IPS-1 / 13
SMAN 1 Wonoayu, Sidoarjo
PUISI KEHIDUPAN
Karya: Chairil Anwar
Hari-hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi...coba aku tengok ke belakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astaghfirullah,
sujudku masih jauh dari khusuk
Kutimbang keinginanku
Hmm.. masih lebih besar duniawi ku
Ya Allah...
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih meraskan rasa ini pada tanggal dan bulan yangh sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah....
Tetes air mata ku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astaghfirullah...
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambamu ini, mulai hari ini lebih khusuk dalam ibadah..
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu
Hamba sangat ingin melihat wajahMu disana
Hamba sangat ingin melihat senyumMu disana
Ya Allah ijinkanlah......
PEMBAHASAN
Puisi karya Chairil Anwar tersebut menceritakan tentang seseorang yang merenung tentang semua amalan dan dosa yang telah ia perbuat selama ini ditengah usianya yang semakin bertambah. Dia sadar betul bahwa segala yang telah terjadi di kehidupan ini tak lain karena kuasa dan kehendak Allah. Ini terlihat di bait pertama dan kedua yang berbunyi
Hari-hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Ia merasa dirinya masih belum sempurna dalam ibadah kepada Sang Pencipta. Masih banyak hutang amalan yang belum bisa ia perbaiki dan lebih banyak mementingkan kehidupan duniawi. Hal ini terlihat jelas dalam bait ketiga dan ke-empat yang berbunyi
Tapi...coba aku tengok ke belakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astaghfirullah, sujudku masih jauh dari khusuk
Kutimbang keinginanku
Hmm.. masih lebih besar duniawi ku
Terbesit dalam benaknya, masihkah ia dapat merasakan nikmatnya nyawa dan kehidupan yang diberikan Allah. Masihkah ada sisa umurnya di masa depan, masihkah ia diberi kesempatan untuk bertaubat sebelum terlambat dan nyawanya diambil Sang Empu-nya hidup. Muncul penyesalan yang mendalam dalam dirinya. Hal ini bisa dilihat pada bait ke lima dan ke enam yang berbunyi
Ya Allah...
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih meraskan rasa ini pada tanggal dan bulan yangh sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah..
Tetes air mata ku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astaghfirullah...
Ia menyesal dan ia memohon pada Allah agar diberikan umur yang lebih agar ia bisa bertaubat dan memperbaiki amalannya di sisa umurnya. Ia ingin kelak di akhirat mendapatkan kehidupan yang bahagia dan dapat bertemu dengan Allah dalam keadaan yang baik dan khusnul khotimah.hal ini bisa kita lihat di bait ke tujuh dan delapan yang berbunyi
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambamu ini, mulai hari ini lebih khusuk dalam ibadah..
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifah-Mu
Hamba sangat ingin melihat wajah-Mu disana
Hamba sangat ingin melihat senyum-Mu disana
Ya Allah ijinkanlah......
RENUNGAN, PENYESALAN, DAN KEINGINAN UNTUK BERTAUBAT
Jika kita teliti lebih jauh, puisi ini kaya akan nilai dan pesan moral. Puisi ini mengajarkan tentang renungan, penyesalan, dan keinginan seseorang untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Kehidupan adalah suatu karunia yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya, untuk menguji tingkat keimanan manusia kepada Allah dan akan dipertanggung jawabkan segala amal yang diperbuat di akhirat nanti.
Karya: Chairil Anwar
Hari-hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi...coba aku tengok ke belakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astaghfirullah,
sujudku masih jauh dari khusuk
Kutimbang keinginanku
Hmm.. masih lebih besar duniawi ku
Ya Allah...
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih meraskan rasa ini pada tanggal dan bulan yangh sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah....
Tetes air mata ku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astaghfirullah...
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambamu ini, mulai hari ini lebih khusuk dalam ibadah..
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu
Hamba sangat ingin melihat wajahMu disana
Hamba sangat ingin melihat senyumMu disana
Ya Allah ijinkanlah......
PEMBAHASAN
Puisi karya Chairil Anwar tersebut menceritakan tentang seseorang yang merenung tentang semua amalan dan dosa yang telah ia perbuat selama ini ditengah usianya yang semakin bertambah. Dia sadar betul bahwa segala yang telah terjadi di kehidupan ini tak lain karena kuasa dan kehendak Allah. Ini terlihat di bait pertama dan kedua yang berbunyi
Hari-hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Ia merasa dirinya masih belum sempurna dalam ibadah kepada Sang Pencipta. Masih banyak hutang amalan yang belum bisa ia perbaiki dan lebih banyak mementingkan kehidupan duniawi. Hal ini terlihat jelas dalam bait ketiga dan ke-empat yang berbunyi
Tapi...coba aku tengok ke belakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan
Kuraba dahiku
Astaghfirullah, sujudku masih jauh dari khusuk
Kutimbang keinginanku
Hmm.. masih lebih besar duniawi ku
Terbesit dalam benaknya, masihkah ia dapat merasakan nikmatnya nyawa dan kehidupan yang diberikan Allah. Masihkah ada sisa umurnya di masa depan, masihkah ia diberi kesempatan untuk bertaubat sebelum terlambat dan nyawanya diambil Sang Empu-nya hidup. Muncul penyesalan yang mendalam dalam dirinya. Hal ini bisa dilihat pada bait ke lima dan ke enam yang berbunyi
Ya Allah...
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih meraskan rasa ini pada tanggal dan bulan yangh sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?
Ya Allah..
Tetes air mata ku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astaghfirullah...
Ia menyesal dan ia memohon pada Allah agar diberikan umur yang lebih agar ia bisa bertaubat dan memperbaiki amalannya di sisa umurnya. Ia ingin kelak di akhirat mendapatkan kehidupan yang bahagia dan dapat bertemu dengan Allah dalam keadaan yang baik dan khusnul khotimah.hal ini bisa kita lihat di bait ke tujuh dan delapan yang berbunyi
Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambamu ini, mulai hari ini lebih khusuk dalam ibadah..
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifah-Mu
Hamba sangat ingin melihat wajah-Mu disana
Hamba sangat ingin melihat senyum-Mu disana
Ya Allah ijinkanlah......
RENUNGAN, PENYESALAN, DAN KEINGINAN UNTUK BERTAUBAT
Jika kita teliti lebih jauh, puisi ini kaya akan nilai dan pesan moral. Puisi ini mengajarkan tentang renungan, penyesalan, dan keinginan seseorang untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar. Kehidupan adalah suatu karunia yang diberikan Tuhan kepada makhluk-Nya, untuk menguji tingkat keimanan manusia kepada Allah dan akan dipertanggung jawabkan segala amal yang diperbuat di akhirat nanti.
Dari puisi di atas
menggambarkan fakta yang terjadi di masyarakat yang marak pada saat
ini, menyesal dengan amalan buruk yang diperbuatnya selama ini ditengah
usianya yang semakin lanjut dan umurnya yang tak panjang lagi. Allah menciptakan manusia tak lain adalah untuk menyembah kepada-Nya. Disebutkan pula dalam surat Adz-
Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:
“ Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku”.
Namun fakta yang terjadi banyak
yang terlena dengan gemerlapnya kehidupan duniawi, sampai Allah murka
dan Di saat nasi sudah menjadi bubur. Allah mengajarkan kita untuk bisa
menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat, hal itu tercantum dalam
Al Qur`an yang berbunyi “Dan bekerjalah, wahai
keluarga Daud, sebagai (ungkapan) syukur (kepada Allah).”( QS 34;14). Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna dan
terbebas dari dosa, namun kita harus tetap berusaha menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya. Namun Maha
pengampunnya Allah, seburuk apapun umatnya apabila ia masih mau
bertaubat nasuha maka Allah akan mengampuninya sdan menghapus
dosa-dosanya di masa lampau. Namun yang bisa kita teladani Dari puisi
diatas adalah mari kita senantiasa mengingat kembali akan sinyal yang
dikirim Allah melalui setiap musibah yang kita alami. Jangan sampai kita
terlena dengan kehidupan dunia dan lupa akan kehidupan dan siksa
akhirat yang mengintai kita. Jangan sampai kita meninggal dalam keadaan
su`ul khotimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar